Berita sawit nasional
Sabtu, 12 April 2014
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI)
meyakini prospek industri kelapa sawit nasional pada tahun ini cukup
menjanjikan.
Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) dan
produk turunannya di pasar internasional diprediksi mampu menembus 1.100
dolar AS per ton. Hal itu berpotensi mendongkrak ekspor CPO hingga ke
level 24,2 miliar dolar AS.
"Kenaikan harga dipicu berkurangnya
suplai global, salah satunya akibat kebijakan Indonesia dalam
meningkatkan konsumsi CPO untuk biodiesel di dalam negeri. Permintaan
biodiesel di sejumlah negara juga turut berpotensi mendongkrak kenaikan
harga CPO," kata Fadhil Hasan, Direktur Eksekutif GAPKI, dalam
keterangan tertulis, Rabu (26/2/2014).
Data GAPKI, produksi CPO
dan Palm Kernel Oil (PKO) tahun 2013 mencapai 26 juta ton atau naik 1,9
persen dibanding 2012 sebanyak 26,5 juta ton. Sedangkan produksi 2014
diperkirakan ada di kisaran 27,5-28 juta ton.
Selain prospek
permintaan internasional, kebijakan pemerintah dan regulasi juga
menjadi kunci dari prospek industri kelapa sawit ke depan yang
diharapkan menjawab kepentingan semua pihak dengan memberikan ketentuan
yang jelas.
Guna mendukung pertumbuhan perkebunan di Kalbar,
pemerintah melalui Kementerian Kehutanan mengeluarkan SK. 936/Menhut-II
tahun 2013 pada Desember 2013 untuk mengatur pengalihan kawasan hutan
menjadi bukan kawasan hutan seluas lebih kurang 554.137 hektare.
Fadhil
Hasan menyambut baik SK tersebut, apalagi Indonesia masih merupakan
negara dimana industrinya masih berbasis sumber daya alam. Menurutnya,
pengelolaan lahan, tanpa dibarengi pembukaan lahan membuat perusahaan
tak bisa melakukan aktivitas perkebunan, pangan dan seterusnya.
“Dengan adanya pembukaan lahan tersebut tentu akan mendorong kegiatan ekonomi bagi masyarakat.”
Regulasi
seperti itu bisa memberikan kepastian hukum bagi pihak-pihak pemangku
kepentingan di dalam sektor ini sehingga bisa mengatasi permasalahan
regulasi yang tumpang tindih dengan memberikan kejelasan status lahan.
"Sehingga
bisa memberikan kepastian hukum perusahaan-perusahaan kelapa sawit di
daerah Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah untuk beroperasi dan
mengelola lahan,' katanya.
Kepala Badan Penanaman Modal Daerah
Kalbar, Sri Jumiadatin mengatakan, investasi perkebunan kelapa sawit
menjadi unggulan Kalimantan Barat bahkan tahun 2012, minat investor
tertinggi di Kalbar untuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) adalah
perkebunan sawit.
"Saat ini beberapa perusahaan kelapa sawit
utama yang berada di Kalbar seperti Sinarmas Agro, Bumitama Gunajaya
Agro dan Sampoerna Agri menjadi pendorong utama perekebunan
berkelanjutan," katanya.
Kalimantan Barat, yang menjadi provinsi
dengan rencana perluasan perkebunan kelapa sawit terbesar yang mencapai
5,02 juta hektare. Ini karena pertanian dan perkebunan sampai saat ini
ternyata masih merupakan tulang punggung perekonomian daerah.
https://goo.gl/pKEx1P
https://goo.gl/ti7R8u
https://goo.gl/pKEx1P
https://goo.gl/ti7R8u
0 komentar:
Posting Komentar